PURWOREJO, CILACAP.INFO – Masyarakat di pesisir pantai purworejo jawa tengah menggelar sedekah laut Minggu 15 September 2019 kemarin.
Berbagai sesajen hingga kembang 7 (tujuh) rupa dipersiapkan oleh para pemangku adat setempat.
Bukannya mempermasalahkan tradisi dan nguri-nguri budaya sedekah laut. Hanya saja kegiatan tersebut dilakukan pada saat gelombang tinggi tengah mengancam laut selatan jawa.
Diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap telah membuat surat peringatan adanya potensi gelombang tinggi pada Sabtu 14 September 2019.
Dalam surat keterangan tersebut, BMKG Cilacap mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melaut karena adanya potensi Gelombang atau Ombak Tinggi dengan 4 sampai dengan 6 meter. Dimulai sejak Sabtu 14 hingga Selasa 17 september 2019.
Gelombang tinggi tersebut dapat berpeluang terjadi di Perairan Selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Samudera Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Yogyakarta.
Namun peringatan tersebut tidak diindahkan oleh masyarakat purworejo dan tetap menggelar tradisi tahunan di bulan suro.
Alangkah baiknya menggelar prosesi adat tahunan tersebut dilaksanakan dengan melihat cuaca agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Akibatnya 5 orang di purworejo hampir tewas karena dihantam ombak tinggi yang menyebabkan perahu yang dikendarai terbalik.
Beruntung tim penyelamat cekatan dan menolong mereka sehingga ke-limanya berhasil selamat.
Hal ini sekaligus mengingatkan masyarakat kedepannya, bahwasanya aktivitas melaut saat kondisi angin kencang dan ombak tinggi melanda ada baiknya ditunda. Baik aktivitas maupun kegiatan apapun yang berkaitan dengan kontak dengan lautan.
Mari nguri-nguri budaya, sejatinya indonesia adalah negera yang memiliki berbagai macam adat, budaya dan kesenian, namun alangkah baiknya melihat momentum yang tepat.
