Cerita Rakyat: Napak Tilas Patih Damarwulan

Napak Tilas Patih Damarwulan di Gandrungmangu Cilacap
Napak Tilas Patih Damarwulan di Gandrungmangu Cilacap (foto: Dewi Suci Lestari)

CILACAP.INFO – Napak tilas yaitu sebuah kegiatan berjalan kaki dengan menelusuri jalan yang pernah dilalui oleh seorang, pasukan, dan sebagaimana untuk mengenang perjalanan pada masa perang atau sejarah masa lalu.

Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan napak tilas sendiri yaitu sebagai cara memperingati sekaligus menyemarakan peringatan kegiatan penting dalam sejarah para pendahulu. Tujuan lain yaitu untuk menumbuh kembangkan nilai – nilai patriotism dan cinta budaya bagi seluruh individu yang melakukan napak tilas tersebut.

Sebuah tempat di ujung barat cilacap tepatnya yang terletak di Desa Karanganyar, Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap terdapat makan petilasan kuno konon ceritanya seorang Patih Damarwulan menempati tempat panembahan tersebut.

Tampat yang terbilang keramat merupakan bekas Napak tilas pertapaan Patih Damarwulan dan tempat itu terbilang mistis dan masyarakat setempat mempercayainya sebagai makam keramat yang sakti untuk pemujaan keinginan pada warga desa.

Menurut juru kuncen napak tilas panembahan Damarwulan merupakan makam seorang wali atau patih Damarwulan. Patih Damarwulan adalah tukang rumput Patih Loh Gender dari Majapahit. Namun, karena kepandaiannya ia akhirnya diangkat oleh Patih Loh Gender menjadi patih kerajaan Majapahit.

Pada suatu waktu, ia mendapat tugas dari Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dan membantu majapahit untuk mengalahkan Menak Jinggo. Dengan bantuan dari paraselir Menak Jinggo yang terpikat pada ketampanan dan kepandaian Damarwulan,akhirnya Damarwulan berhasil mengalahkan Menak Jinggo.

Setelah itu Patih Damarwulan mengajak para selir tersebut untuk ikut dengannya ke Majapahit. Damarwulan kembali ke Majapahit, lalu menikah dengan Ratu KencanaWungu. Tidak diketahui alasan mengapa Damarwulan mati dan mengapa makamnya ada di Desa Karanganyar Kabupaten Cilacap.

Tidak dapat dipastikan pula apakah itu benar makam Damarwulan atau bukan. Karena sepengetahuan juru kuncen, bukit tersebuthanyalah berisi tanah yang kosong. Namun, pernah ada orang yang mengaku mendapat tugas dari Ratu Solo untuk membuat makam di bukit panembahan tersebut. Makam tersebut sebagai simbol bahwa yang di makamkan di sana adalah makam Patih Damarwulan.

Cerita pasti mengenai Bukit Panembahan Damarwulan sebenarnya juru kuncen tempat tersebut juga kurang mengetahui secara rinci, dikarenakan dari kuncen – kuncen sebelumnyapun tidak memberitahu secara runtut peristiwa terbentuknya tempat tersebut.

Kesaktian dari Bukit Panembahan Damarwulan juga telah dibuktikan oleh beberapa orang. Mayarakat yang datang ke Bukit Panembahan ini bertujuan meminta sesuatu dan mereka berkeyakinan akan dikabulkannya permintaan mereka oleh makam panembahan tersebut.

Cerita kemujaraban Bukit ini berkembang begitu pesatnya sehingga sejak saat itu banyak orang yang datang ke Bukit Panembahan Damarwulan untuk meminta agar keinginannya dapat terkabulkan dan impiannya dapat mereka dapatkan.

Dalam beredar luasnya cerita – cerita mengenai Panembahan Damarwulan tidak terdapat syarat – syarat khusus dan pantangan yang harus dilakukan. Begitu pula dengan situasinya, tidak harus dalam situasi tertentu. Namun, jika ingin pergi ke bukit Panembahan Damarwulan ada waktu tertentu dan juga syarat yang harus dilakukan.

Hari yang dperbolehkan untuk mengunjungi tempat ini yaitu hari Senin Wage, Selasa Kliwon, Kamis Wage, dan Jumat Kliwon. Dan syarat yang harus dipenuhi adalah membawa menyan atau dupa dan juga kembang telon (bungan untuk sesajen). Pada saat di Bukit Panembahan Damarwulan, tidak dapat langsung masuk ke dalam makan namun juru kuncen harus izin terlebih dahulu pada makam tersebut.

Mayarakat sekitar percaya terhadap cerita Bukit Panembahan Damarwulan dan merekapun percaya dengan kesaktian serta kekuatannya. Pada saat ini juga, apabila terdapat pemilihan lurah ataupun kades. Biasanya calon – calon lurah akan datang ke Bukit Panembahan Damarwulan untuk meminta agar dirinya yang terpilih menjadi luring di daerah tersebut.

Bukan hanya itu untuk pasangan suami istri yang mana belum dikaruniai keturunan biasanya mereka juga akan datang dan meminta petunjuk melalui perantara Bukit Panembahan Damarwulan. Sampai saat ini masyarakat tidak ada yang berani mengusik tempat tersebut dan mereka bersama – sama menjaga kesakralan serta kelestarian Bukit Panembahan Damarwulan.

Letak Tempat

Cerita Rakyat ini berasal dari desa Karanganyar, kecamatan Gandrungmangu, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah.

Profil Penulis

Dewi Suci Lestari, Cilacap, 09 Juni 2001. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Berdomisili di desa Pengampiran RT 05 RW 02, Kec. Gandrungmangu, Kab. Cilacap, Jawa Tengah. HP 088806690133. dewisuculstr[a]gmail.com

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait