Dunia Pariwisata di Tengah Pandemi

puncak sibarat purbalingga
puncak sibarat purbalingga

CILACAP.INFO – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menilai terbatasnya mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 serta ditutupnya tempat-tempat rekreasi dan hiburan memberikan dampak ekonomi cukup besar terhadap sektor pariwisata.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dikatakan membuat masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah dan tingkat hunian kamar hotel serta restoran menurun drastis sebagai imbas dari hal tersebut.

“Sehingga dampaknya pada sektor pendukung pariwisata dan ekonomi kreatif seperti transportasi cukup besar,” kata Wishnutama.

Namun demikian, pelonggaran PSBB yang diberlakukan oleh beberapa pemerintah daerah membuat perlahan geliat ekonomi nasional mulai bergerak. Terakhir, ujarnya, Pemerintah Provinsi Bali membuka kembali sektor pariwisata untuk wisatawan nusantara.

Dia berharap kegiatan pariwisata dapat kembali mendorong perekonomian nasional. Kementerian, lanjutnya, juga telah menginisiasi InDOnesia CARE, yakni strategi komunikasi untuk membangun kepercayaan publik.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2020 terkontraksi sebesar -5,32 persen atau yang terendah sejak 1999.

Dampak kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional terhadap sektor pariwisata Tanah Air yang cukup dalam dirasakan oleh sejumlah provinsi yang mengandalkan sektor pariwisata seperti Bali, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memprediksi tren wisata domestik dan wisata alam akan populer pada 2021.

Di tengah pesimisme dunia pariwisata, objek wisata domestik masih menarik untuk dikunjungi. Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf Wawan Rusiawan menjelaskan pada 2021 masyarakat masih akan cenderung memilih destinasi wisata domestik dibandingkan wisata luar negeri. Tak hanya itu, masyarakat pun akan cenderung memilih wisata alam untuk tujuan destinasi wisatanya.

“Tren wisata di masa Covid-19 yang dapat dikatakan masih berlangsung pada 2021, yang pertama adalah masyarakat masih memilih tujuan wisata domestik. Kemudian juga kita lihat wisata alam menjadi populer,” kata Wawan dalam siaran pers yang dikutip, Kamis (26/11/2020).

Lebih lanjut, Wawan menjelaskan Kemenparekraf akan memberikan fokus dominan untuk membenahi destinasi wisata domestik khususnya wisata alam. Ini yang akan menjadi primadona pada 2021 hingga pascapandemi Covid-19.

Dia menuturkan Kemenparekraf akan memberikan fokus yang lebih dominan yang bisa membenahi destinasi-destinasi wisata alam, yang akan menjadi primadona pascapandemi Covid-19. Pihaknya bersama para pemangku kepentingan akan mencari cara-cara baru agar pariwisata di Indonesia bisa lebih menarik dan berkembang.

Di masa pandemi prioritas wisatawan pun bergeser pada prioritas protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE) menjadi faktor penting dalam proses pengambilan keputusan memilih destinasi yang bakal dikunjungi wisatawan.

“Protokol kesehatan berbasis CHSE ini menjadi sebuah hal yang penting bagi pemerintah maupun masyarakat. Dan wisatawan akan selektif bagaimana memilih destinasi yang aman untuk mereka kunjungi,” ujarnya.

Sementara, Head of Strategic Partnership Traveloka Accommodation Louis Alfonso mengatakan dalam riwayat pencarian di Traveloka, sudah terlihat adanya peningkatan animo masyarakat untuk berlibur pada akhir tahun hingga awal 2021.

“Pada Februari 2021 juga diproyeksikan terlihat ada peningkatan, dengan data seperti ini terlihat ada sinyal positif yang kita harapkan nanti bisa ada berita baik juga seiring vaksin yang sudah diproduksi secara massal, sehingga bisa membantu lebih lanjut mendorong kinerja pariwisata di Indonesia,” ujar Louis.(***) Penulis tinggal di Purbalingga Jawa Tengah.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait